Saturday, February 7, 2009

Abu Bakar Ash Shiddiiq (11-13H)


Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan “ash-Shiddiq” dan “Atiq”.

Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan.




Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)

`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”

Allah juga berfirman : “Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (az-Zumar : 33)

Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berujar :”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkannya adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimeaan yang melebihi keistimeaannya di tengah-tengah para Shahabat?”

Dari Amru bin al-Ash radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil : “Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya “Siapa manusia yang paling engkau cintai?” beliau bersabda :”Aisyah” aku berkata : “kalau dari lelaki?” beliau menjawab : “ayahnya (Abu Bakar)” aku berkata : “lalu siapa?” beliau menjawab: “Umar” lalu menyebutkan beberapa orang lelaki.” (HR.Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa`id radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu bersabda :”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya” lalu Abu bakar menangis dan menangis, lalu berkata :”ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu” Abu Sa`id berkata : “yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami” Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih (dalam riwayat lain ada tambahan : “selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah persaudaraan dalam Islam. Tidak ada di dalam masjid sebuah pintu kecuali telah ditutup, melainkan hanya pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) shahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari kaum muslimin). (HR. Bukhari)

Masa Kekhalifahan

Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu`anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman :

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)

Ibnu Abbas radhiyallahu`anhuma berkata : “demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya.”

Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal.”

Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi : “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)

Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.” Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.

Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”

Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah
dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.

Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.

Wafatnya

Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Sumber :

-Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir. - Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah -Al-Kabaa`ir karya Adz-Dzahabi.



Read More......

Para Ulama Ahlul Hadist






Biografi para Ulama ahlul hadist Para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in, beserta keluarga Rasulullah SAW.

Bismillahirrahmanirrahiim.

Biografi para ulama ahlul hadist di mulai dari zaman sahabat hingga sekarang yang mashur.
1. Khalifah ar-Rasyidin :
* Abu Bakar Ash-Shiddiq
* Umar Bin Al-Khaththab
* Ali bin Abi Thalib



Para Ulama Ahlul Hadist


2. Al-Abadillah :
* Ibnu Umar
* Ibnu Abbas
* Ibnu Az-Zubair
* Ibnu Amr
* Ibnu Mas'ud
* Aisyah binti Abu Bakkar
* Ummu Salamah
* Zainab binti Jahsy
* Anas bin Malik
* Zaid bin Tsabit
* Abu hurairah
* Jabir bin Abdillah
* Abu sa'id Al-Khudri
* Muadz bin Jabal
* Abu Dzar Al-Ghifari
* Sa'ad bin Abi Waqqash
* Abu Darda'

3. Para Tabi'in :
* Sa'id bin Al-Musayyab wafat 90H
* Urwah bin Zubair wafat 99H
* Sa'id bin Zubair 95H
* Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93H
* Muhammad bin Al-Hanafiyah wafat 80H
* Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas'ud wafat 94H
* Salim bin Abdullah bin Umar wafat 106H
* Al-Qasiim bin Muhammad bin Abi Bakr As-Shiddiq
* Al-Hassan Al-Bashri wafat 110H
* Muhammad bin Sirin wafat 110H
* Umar bin Abdul Aziz wafat 101H
* Nafi' bin Hurmuz wafat 117H
* Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125H
* Ikrimah wafat105H
* Asy-Sya'by wafat 104H
* Ibrahin An-Nakha'i wafat 96H
* Aqamah wafat 62H

4. Para Tabi'ut Tabi'in :
* Malik bin Anas wafat 179H
* Al-Auza'iy wafat 157H
* Sufyan bin Sa'idAts-Tsaury wafat 193H
* Sufyan bin Uyainah wafat 193H
* Al-Laist bin Sa'ad wafat175H
* Syu'bah bin Al-Hajjaaj wafat 160H
* Abu Hanifah An-Nu'man wafat 150H

5. Atba' Tabi'it Tabi'in : Setelah para Tabi'ut Tabi'in :
* Abdullah bin Al-Mubarrak wafat 181H
* Waki' bin Al-Jarrah wafat 197H
* Abdurrahman bin Mahdiy wafat 198H
* Yahya bin Sa'id Al-Qaththan wafat 198H
* Imam Syafi'i wafat 204H

6. Murid Atba' Tabiut Tabi'in :
* Ahmad bin Hambal wafat 241H
* Yahya bin Ma'in wafat 233H
* Ali bin Al-Madiniy wafat 234H
* Abu Bakar bin Abi Syaibah wafat 235H
* Ibnu Rahawaih wafat 238H
* Ibnu Qutaibah wafat 236H

7. Kemudian murid-muridnya seperti :
* Al-Bukhari wafat 256H
* Al-Muslim wafat 271H
* Ibnu Majah wafat 273H
* Abu Hatim wafat 277H
* Abu Zur'ah wafat 264H
* Abu Dawud wafat 275H
* At-Tirmidzi wafat 279H
* An-Nasa'i wafat 234H

8. Generasi berikutnya : orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah : * Ibnu Jarit Ath-Thabary wafat 310H
* Ibnu Khuzaimah wafat 311H
* Muhammad bin Sa'ad wafat 230H
* Ad-Darruquthni wafat 385H
* Ath-tahawi wafat 321H
* Al-Ajurri wafat 360H
* Ibnu Hibban wafat 342H
* Ath-Tabaraniy wafat 360H
* Al-Hakim An-Naisaburi wafat 405H
* Al-Lalika'i wafat 416H
* Al-Baihaqqi wafat 458H
* Al-Khathib Al-Baghdadi wafat 463H
* Ibnu Qudamah Al-Maqdisi wafat 620H

9. Murid-mMrid mereka :
* Ibnu Daqiq Al-Led wafat 702H
* Ibnu Taimiyah wafat 728H
* Al-Mizzi wafat 742H
* Imam Adz-Dzahabi wafat 748H
* Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah wafat 751H
* Ibnu Katsir wafat 774H
* Asy-Syathibi wafat 790H
* Ibnu Rajab wafat 795H

10. Ulama Generasi akhir :
* Ash-shan'ani wafat 1182H
* Muhammad bin Abdul Wahhaab wafat 1206H
* Muhammad Siddiq Hassan Khan wafat 1307H
* Al-Mubarakfuri wafat 1427H
* Abdurrahman As-sa'di wafat 1367H
* Ahmad syakir wafat 1377H
* Muhammad bin Ibrahim Alu-Asy-Syaikh wafat 1389H
* Muhammad Amiin as-syinqithi wafat 1393H
* Muhammad Nasiruddin Al-Bani wafat 1420H
* Abdul Aziz bin Abdillah Baz wafat 1420H
* Hammad Al-Anshari wafat 1418H
* Hamud At-Tuwajiri wafat 1413H
* Muhammad Al-Jami wafat 1416H
* Muhammad bin shalih Al-Utsaimin wafat 1423H
* Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i wafat 1423H
* Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafidhahullah
* Abdul Muhsin Al-Abbad hafidhahullah
* Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafidhahullah.


Para Ulama Salaf Lainnya

Para Ulama Salaf Ahlul Hadits selain yang disebutkan diatas yang masyur dizamannya antara lain :

Imam Abu ‘Ubaid Al-Qasim bin Sallam (wafat 220H)
Ibnu Abi Syaibah (159-235 H)
Imam Asy Syaukani (172-250 H)
Imam al-Muzanniy (wafat 264H)
Imam Al Ajurri (190-292H)
Imam Al Barbahari (wafat 329 H)
Abdul Qadir Al Jailani (471-561 H)
Al-Hafidh Al Mundziri 581-656H
Imam Nawawi (631-676H)
Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah (wafat 751 H)
Ibnu Hajar Al ‘Asqolani (773-852 H)
Imam As Suyuti (849-911 H)
Para Ulama sekarang yang berjalan diatas As-Sunnah yaitu:

Syaikh Ahmad An-Najmi (1346-1410.H)
Syaikh Abdullah Muhammad IbnHumayd (1329-1402H)
Syaikh Muhammad Aman Al-Jami (1349-1416 H)
Syaikh Muhammad Dhiya`I (1940-1994.M)
Sayyid Sabiq (1915-2000.M)
Syaikh Abdullah Al Ghudayyan (1345H..H)
Syaikh Ubaid Al-Jabiri (1357H..H)
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin (1349H..H)
Syaikh Salim Bin ‘Ied Al Hilali 1377H/1957M
Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby (1380H..H)
Syaikh Abu Ubaidah Masyhur Hasan Salman (1380.H..H)
Para Ulama Sekarang lainnya yang berjalan diatas As-Sunnah


Keluarga Rasulullah SAW :



Istri- istri Nabi زوجات النبي

Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH)
Zainab binti Khuzaimah (wafat 1 SH)
Aisyah binti Abu Bakar (wafat 57 H)
Hafsah binti Umar (wafat 45 H)
Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56 H)
Maimunah binti Harits (wafat 50 H)
Mariah Qibtiah (wafat 16 H)
Saudah binti Zam`ah (wafat 23 H)
Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)
Ummu Habibah binti Abu Sofyan (wafat 44 H)
Ummu Salamah (wafat 57 H)
Zainab binti Jahsy (wafat 20 H)
Putra-Putri Nabi

Al- Qasim bin Muhammad
Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.)
Ruqayyah binti Muhammad (wafat 2 H)
Ummu Kultsum (wafat 9 H)
Fatimah Az-Zahra (wafat 11 H)
Abdullah bin Muhammad (meninggal ketika kecil)
Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H ketika kecil)
Cucu Nabi

Abdullah bin Usman bin Affan (Putra Ruqayyah)
Ali bin Abul Ash (Putra Zainab.meninggal ketika kecil.)
Hasan bin Ali bin Abu Talib (3-50 H.)
Husain bin Ali bin Abu Talib (4-61 H)
Zainal Abidin (wafat 93H)
Ummi Kultsum binti Ali bin Abu Thalib (wafat.75H)
Paman Nabi

Abbas bin Abdul Mutalib (wafat 32 H)
Abu Thalib bin Abdul Muthalib (wafat 3 SH)
Hamzah bin Abdul Mutalib (wafat 3 H)


Para Sahabat Rasulullah SAW :




Read More......

Saturday, November 15, 2008

Perjalanan Menuju Kematian ('Audah Ila Rabb)







Perjalanan hidup seorang manusia, tak akan dan tak pernah ada yang tahu bagaimana dan akan berakhir seperti apa. Tergantung perbuatan dan amaliyah manusia itu sendiri selama di dunia.

Bila kita berkaca pada Al qur'an yang tidak ada keraguan padanya, maka kita akan mengetahui, bagaimana Allah mencipta kita, lalu menghidupkan kita, memberi rizki kepada kita dan mematikan kita.

Allah SWT Berfirman:
" Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami berbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia.” Al Mu’min : 67-68.



Sungguh Allah Maha menghidupkan dan Maha Mematikan, Dialah yang berhak atas hiodup dan mati kita sebagai hamba-Nya.Al- Muhyi wal Mumiit.

Dan tak bisa kita menghindar dari yang namanya kematian, sekuat apapun kita, menahannya, menghindarinya, namun jika kematian itu telah datang kepada kita, maka kita tidak akan bisa menghindar.

Allah SWT berfirman:




” Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah,Dialah yang haq. Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab (wahyu) yang bercahaya.”

Subhanallah, dengan gamblang Allah menjelaskan bagaimana tentang perjalanan ummat manusia mulai dari penciptaan hingga kematiannya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Dan Ketahuilah, ujung dari kehidupan manusia adalah kematian, yang mana suka- atau tidak suka, berkenan - atau tidak berkenan, kematian itu mengintai kita dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan bagaimanapun.

Dan sungguh proses kematian itu adalah sangat dahsyatnya. sangatlah berat bagi kita sebagai ummat yang fitrah kita punya salah dan khilaf.Astaghfirullahaladziim.



Dalam hadits sahih Rasulullah saw menegaskan :

قال: صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: (إن للموت سكرات)

”Sungguh kematian itu disertai sekarat”. HR. Al Bukhari (Tafsir Al Qurtubhi, Juz 6, Hal 133)

Sakaratul maut adalah kondisi yang sangat berat dan dahsyat bagi setiap manusia. Tak terkecuali Rasulullah saw pun menghadapi hal yang sama. Namur beliau mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan langsung dari Allah swt.

عن عائشة أيضاً قالت : « لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بالموت وعنده قدح فيه ماء وهو يدخل يده القدح ثم يمسح وجهه بالماء ثم يقول : اللهم أعني على سكرات الموت »

Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air, kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul maut.” HR. Al Hakim
Saking beratnya sakaratul maut itu, Rasulullah saw mengeluarkan keringat dingin di keningnya yang mulia. Bahkan Fatimah, putri Rasulullah swt yang berada di dekat ayahnya merasakan merinding ketika sakaratul maut itu datang menjemputnya.


Ya Allah yang Maha Pengasih, saya tahu tentang akan datangnya kematian itu, namun saya masih tetap berkubang salah dan dosa. pun saya tahu tentang dahsyatnya proses syakaratul maut itu, namun saya masih tetap berleha-leha menikmati kesenangan dunia, juga saya tahu bagaimana kematian itu mengintai kita setiap saat, tapi hamba masih belum bersyukur dan masih banyak melupakan karunia-Mu.

Tak dapak dibayangkan bagaimana nanti jika proses sakaratul maut itudatang kepada kita? Ya Allah, lindungilah hamba dari fitnah syetan dalam shalatku, dalam kehidupan sehari-hariku, dan dalam syakaratul maut nanti? La Haula Walaa Quwwata Illa Billahil'Aliyil "Adziim.Sesungguhnya tak ada daya dan kekuatanku selain hanya karena ALlah SWT.


Gambaran beratnya proses sakaratul maut juga diibaratkan dengan hunusan pedang dan tajamnya gergaji. Rasulullah saw bersabda :

وروي: (إن الموت أشد من ضرب بالسيوف ونشر بالمناشير).

”Sesungguhnya kematian itu lebih dahsyat dari sabetan pedang dan lebih pedih dari potongan gergaji” (Tafisr Al Qurthubi, Jilid 17, hal 13)

Nabiyullah Isa alaihissalam juga mengajarkan do’a kemudahaan saat sakaratul maut kepada hawariyyun –para pendukungnya-.

وقال عيسى بن مريم: (يا معشر الحواريين أدعوا الله أن يهون عليكم هذه السكرة) يعني سكرات الموت.

Nabi Isa berkata : ”Wahai para pendukungku, berdoa’alah kepada Allah agar meringankan sakaratul maut kalian.”


" Ya Allah hamba berlindung dari godaan syetan saat sakaratul maut, juga hamba memohon matikanlah hamba dalam iman dan islam, dan dalam ketauhidan kepada-Mu, selamatkanlah hamba dari fitnah kubur, serta selamatkanlah hamba dari jilatan api neraka!"

Amiin Ya Rabbal 'alamiin.





Read More......

Tuesday, October 28, 2008

Pada-Mu






Pada-Mu

Pada-Mu
Kutitipkan secuil asa
Pada gemericik air lumatkan ketenangan
Dalam bejana cinta terulurkan segala

pada-Mu
Kusandarkan segenggam cinta
pada rangkai kalimat indah tertuang
Dalam kendi kasih yang terseduhkan

Pada-Mu
Kubenamkan segala ketakutanku
Pada jilat bara kekal-Mu
Dalam sungkur menjadi batu

Pada-Mu
Kugantungkan setumpuk harap
Pada nampan ridha-Mu membaur
Dalam sungai firdaus tercita rahmat-Mu



Read More......

Saturday, October 25, 2008

Ketika Keiklasan Dipertanyakan






Assalamualaikum warrahmatullah Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahiim.

Ikhlas adalah satu kata yang mungkin semua orang sudah mengenalnya dan tak asing lagi dipendengaran.Bahkan mungkin anak-anak seumur sekolah Dasar pun mengetahui dan sudah akrab dipendengaran mereka.

namun ada satu hal yang mungkin belum atau tidak pernah kita tahu keikhlasan dalam bentuk apa dan bagaimanakah keikhlasan yang sebenarnya itu?

Apakah seseorang yang sudah mencoba berusaha dan bekerja lalu dia berserah diri dan tawakal adalah sebuah keikhlasan? ataukah seseorang yang memberikan sadaqah tanpa dan dengan tidak memberitahukannya pada orang lain itu sudah dapat dikatakan ikhlas?





Aku berpikir dan mencoba menerjemahkan apa yang selama ini ada dalam hatiku, semampu kekuatan dan daya fikir akalku yang sangat dangkal ilmu ini.

Mencoba mencari hikmah dari sebuah kata ikhlas, apa aku seorang yang ikhlas jika aku menjadi seorang donatur sebuah yayasan tanpa seorang pun tahu? atau apakah aku sudah menjadi seorang yang ikhlas jika aku memberikan fakir miskin makanan tanpa seorang pun tahu, atau apakah aku sudah dikategorikan seorang yang ikhlas jika aku satu saat meemberikan bantuan pada siapapun yang membutuhkannya tanpa mengharap balasan> ataukah aku sudah disejajarkan dengan jajaran mukhlisin jika aku tiap waktu beribadah dengan tak ada seorangpun yang tahu akan ibadahku?

Di satu sisi, mungkin bisa dikatakan ikhlas,.tapi apakah kata ikhlas itu sendiri sudah tentu kita bisa men-cap-nya pada diri seseorang dengan hanya perbuatan yang hanya bisa diketahui dengan kasat mata?.

Ah, akupun merenung, bukankah keikhlasan itu sendiri mungkin(sekali lagi mungkin) hanya Allah lah yang berkah menilai atau memberikan titel itu?.

Terlepas dari siapa yang berhak memberikan titel mukhlis itu sendiri, aku merenung dengan keseharian yang kukira bisa dijadikan bahan untuk merenungi atau mengambil hikmahnya.

Jika kita melaksanakan ibadah( dalam arti secara umum), apapun itu bentuknya, baik itu shalat, puasa, zakat, shadaqah, dan amalan lainnya.Pernahkah terbersit dihati kita bahwa kita telah berusaha beramal(baca:beribadah)? dan pernahkah kita berpikir atau berharap bahwa kita mengharap pahala dari apa yang telah kita kerjakan? (walau dari segi kasat mata, misalnya tak ada seorang pun tahu akan bentuk amal ibadah kita.

lalu aku tertegun menyikapi diri yang kadang atau bahkan sering berharap pahala itu,(walau mungkin bentuk ibadahku jauh lebih sedikit atau tak ada artinya dibanding amalan anak sekolah dasar), tapi tetap saja aku mengharapkan pahala dari Allah.

Dalam ketertegunan dan dalam rangka menafakuri diri, terbersit di ingatanku, sudahkah aku berusaha ikhlas? sementara aku sendiri berharap pahala seperti biasanya jika aku selesai mengerjakan satu amalan?apakah hal tersebut termasuk dari salah satu bentuk ketidak ikhlasan karena aku beribadah semata mengharapkan pahala?

Jawabannya, Wallahu'alam,aku tak pernah tahu apakah memang aku telah berusaha ikhlas dengan sebenar-benarnya ikhlas, ataukah hanya ikhlas dalam arti di dunia saja..

Ya Allah salahkah jika aku berharap pahala? ataukah tak seharusnya aku berharap , karena hanya Engkaulah yang Kuasa untuk menentukan pahala seseorang itu dilihat dari kadar keikhlasan dan kadar keimanan dari orang itu sendiri?

Sebagai bentuk ketaqwaanku, aku hanya bisa berusaha melaksanakan apa yang Engkau perintahkan sesuai dengan kemampuanku, dan selebihnya, aku hanya berharap mendapat Ridha dan Rahmatmu untukku di dunia ini dan di akhirat nanti, (karena urusan pahala adalah hak mutlak Engkau).

Wallohu'alambissawwab.








Read More......

Kisah Berpisahnya Roh Dari jasad



Dalam sebuah hadith daripada Aisyah r.a katanya, "Aku sedang duduk bersila di dalam rumah. Tiba-tiba Rasulullah S.A.W datang dan masuk sambil memberi salam kepadaku. Aku segera bangun kerana menghormati dan memuliakannya sebagaimana kebiasaanku di waktu baginda masuk ke dalam rumah. Nabi S.A.W bersabda, "Duduklah di tempat duduk, tidak usahlah berdiri, wahai Ummul Mukminin." Maka Rasulullah S.A.W duduk sambil meletakkan kepalanya di pangkuanku, lalu baginda berbaring dan tertidur.

Maka aku hilangkan uban pada janggutnya, dan aku dapat 19 rambut yang sudah putih. Maka terfikirlah dalam hatiku dan aku berkata, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka aku menangis sehingga mengalir air mataku jatuh menitis pada wajah baginda.
Baginda terbangun dari tidurnya seraya bertanya, "Apakah sebabnya sehingga engkau menangis wahai Ummul Mukminin?" Masa aku ceritakan kisah tadi kepadanya, lalu Rasulullah S.A.W bertanya, "Keadaan bagaimanakah yang hebat bagi mayat?" Kataku, "Tunjukkan wahai Rasulullah!"






Maka aku hilangkan uban pada janggutnya, dan aku dapat 19 rambut yang sudah putih. Maka terfikirlah dalam hatiku dan aku berkata, "Sesungguhnya baginda akan meninggalkan dunia ini sebelum aku sehingga tetaplah satu umat yang ditinggalkan olehnya nabinya." Maka aku menangis sehingga mengalir air mataku jatuh menitis pada wajah baginda.
Baginda terbangun dari tidurnya seraya bertanya, "Apakah sebabnya sehingga engkau menangis wahai Ummul Mukminin?" Masa aku ceritakan kisah tadi kepadanya, lalu Rasulullah S.A.W bertanya, "Keadaan bagaimanakah yang hebat bagi mayat?" Kataku, "Tunjukkan wahai Rasulullah!"

Rasulullah S.A.W berkata, "Engkaulah katakan!," Jawab Aisyah r.a : "Tidak ada keadaan lebih hebat bagi mayat ketika keluarnya mayat dari rumahnya di mana anak-anaknya sama-sama bersedih hati di belakangnya. Mereka sama-sama berkata, "Aduhai ayah, aduhai ibu! Ayahnya pula mengatakan: "Aduhai anak!"
Rasulullah S.A.W bertanya lagi: "Itu juga termasuk hebat. Maka, manakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah r.a : "Tidak ada hal yang lebih hebat daripada mayat ketika ia diletakkan ke dalam liang lahad dan ditimbuni tanah ke atasnya. Kaum kerabat semuanya kembali. Begitu pula dengan anak-anak dan para kekasihnya semuanya kembali, mereka menyerahkan kepada Allah berserta dengan segala amal perbuatannya." Rasulullah S.A.W bertanya lagi, "Adakah lagi yang lebih hebat daripada itu?" Jawab Aisyah, "Hanya Allah dan Rasul-Nya sahaja yang lebih tahu."

Maka bersabda Rasulullah S.A.W : "Wahai Aisyah, sesungguhnya sehebat-hebat keadaan mayat ialah ketika orang yang memandikan masuk ke rumahnya untuk memandikannya. Maka keluarlah cincin di masa remaja dari jari-jarinya dan ia melepaskan pakaian pengantin dari badannya. Bagi para pemimpin dan fuqaha, sama melepaskan serban dari kepalanya untuk dimandikan.
Di kala itu rohnya memanggil, ketika ia melihat mayat dalam keadaan telanjang dengan suara yang seluruh makhluk mendengar kecuali jin dan manusia yang tidak mendengar. Maka berkata roh, "Wahai orang yang memandikan, aku minta kepadamu kerana Allah, lepaskanlah pakaianku dengan perlahan-lahan sebab di saat ini aku berehat dari kesakitan sakaratul maut." Dan apabila air disiram maka akan berkata mayat, "Wahai orang yang memandikan akan roh Allah, janganlah engkau menyiram air dalam keadaan yang panas dan janganlah pula dalam keadaan sejuk kerana tubuhku terbakar dari sebab lepasnya roh," Dan jika mereka memandikan, maka berkata roh: "Demi Allah, wahai orang yang memandikan, janganlah engkau gosok tubuhku dengan kuat sebab tubuhku luka-luka dengan keluarnya roh."

Apabila telah selesai dari dimandikan dan diletakkan pada kafan serta tempat kedua telapaknya sudah diikat, maka mayat memanggil, "Wahai orang yang memandikanku, janganlah engkau kuat-kuatkan dalam mengafani kepalaku sehingga aku dapat melihat wajah anak-anakku dan kaum keluargaku sebab ini adalah penglihatan terakhirku pada mereka. Adapun pada hari ini aku dipisahkan dari mereka dan aku tidakakan dapat berjumpa lagi sehingga hari kiamat."
Apabila mayat dikeluarkan dari rumah, maka mayat akan menyeru, "Demi Allah, wahai jemaahku, aku telah meninggalkan isteriku menjadi janda, maka janganlah kamu menyakitinya. Anak-anakku telah menjadi yatim, janganlah menyakiti mereka. Sesungguhnya pada hari ini aku akan dikeluarkan dari rumahku dan meninggalkan segala yang kucintai dan aku tidak lagi akan kembali untuk selama-lamanya."

Apabila mayat diletakkan ke dalam keranda, maka berkata lagi mayat, "Demi Allah, wahai jemaahku, janganlah kamu percepatkan aku sehingga aku mendengar suara ahliku, anak-anakku dan kaum keluargaku. Sesungguhnya hari ini ialah hari perpisahanku dengan mereka sehingga hari kiamat."


Sumber : 1001 Kisah-kisah Teladan




Read More......

Percakapan Singkat Rasul Dengan Iblis


Assalammu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT,Tuhan Semesta Alam,Shalawat dan salam sejahtera semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Yang Ummi,Muhammad SAW,dan kepada keluarganya serta sahabatnya yang mulia.

Mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan atas postingan saya...


Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal r.a,dari Ibnu Abbas r.a yang berkisah :

Kami bersama Rasulullah SAW di rumah salah seorang sahabat Anshar,di mana saat itu kami ditengah-tengah jamaaah,Lalu ada suara orang memanggil dari luar,”Wahai para penghuni rumah,apakah kalian mengizinkanku masuk,sementara kalian butuh kepadaku”.

Rasulullah bertanya kepada para jamaah,”Apakah kalian tahu,siapa yang memanggil dari luar itu?”’.
Mereka menjawab,”Tentu Allah SWT dan Rosul-Nya lebih tahu”.






Lalu Rasulullah SAW menjelaskan,”ini adalah iblis yang terkutuk-semoga Allah senantiasa melaknatnya”.

Kemudian Umar r.a meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata,”Ya Rasulullah,apakah Engkau Mengizinkanku untuk membunuhnya?”..Beliau menjawab,”Bersabarlah wahai Umar,apakah Engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah di ketahui(hari kiamat)?.akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya.Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini,maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian.

Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu,lalu ia masuk di tengah-tengah kami.Teryata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata.Ia berjengot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda.Kedua kelopak matanya terbelah ke atas tidak ke samping.Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar,gigi taringnya memanjang keluar seperti babi.Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.

Ia datang sambil memberi salam.”Assalamu’alaika ya Muhammad,Assalamu’alaikum ya jamaatul muslimin. ”kata iblis.

Nabi SAW menjawab,”Assalamu lillah ya laiin(Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk).
Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami.Apa keperluan tersebut wahai iblis?”..

Wahai Muhammad,saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri,tapi saya datang kesini karena terpaksa”,tutur iblis.

Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?’Tanya Rosulullah SAW.
Iblis menjawab,”Telah datang kepadaku seorang malaikat yang di utus Allah Yang Maha Agung ,dimana utusan tersebut berkata kepadaku,”Sesunguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau mahluk yang rendah dan hina.Engkau harus memberi tahu kepadanya bagaimana engkau mengoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS,bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka.Lalu engkau harus menjawab segala apa yang di tanyakan Muhammad SAW dengan jujur.Maka demi kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong,sekalipun hanya sekali,sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang,dan musuh-musuhmu akan merasa senang”.

Wahai Muhammad,maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang di perintahkan kepadaku.maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan.kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur,maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima.Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku”.

Rasulullah SAW mulai melempar pertanyaan kepada iblis.”Jika Engkau bisa menjawab dengan jujur,maka coba ceritakan kepadaku,siapa orang yang paling engkau benci?”..
Iblis menjawab dengan jujur,”Engkau wahai Muhammad,adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu.”

“Lalu siapa lagi yang paling engkau benci?”Tanya Rosulullah SAW.
“Seorang Pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT”,jawab iblis.


.....to be continued.....

maaf kalo repost dan sekali lagi mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan karena saya hanyalah orang yang faqir dan dhoif yang hanya mengharapkan ridho ALLAH SWT


« Last Edit: 30-08-2008, 13:58:49 by pe






Read More......