Saturday, February 7, 2009

Abu Bakar Ash Shiddiiq (11-13H)


Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan “ash-Shiddiq” dan “Atiq”.

Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan.




Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Taubah : 40)

`Aisyah, Abu Sa’id dan Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini mengatakan : “Abu Bakar-lah yang mengiringi Nabi dalam gua tersebut.”

Allah juga berfirman : “Dan orang yang membawa kebenaran dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (az-Zumar : 33)

Al-Imam adz-Dzahabi setelah membawakan ayat ini dalam kitabnya al-Kabaa`ir, beliau meriwayatkan bahwa Ja`far Shadiq berujar :”Tidak ada perselisihan lagi bahwa orang yang datang dengan membawa kebenaran adalah Rasulullah, sedangkan yang membenarkannya adalah Abu Bakar. Masih adakah keistimeaan yang melebihi keistimeaannya di tengah-tengah para Shahabat?”

Dari Amru bin al-Ash radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah mengutusnya atas pasukan Dzatus Salasil : “Aku lalu mendatangi beliau dan bertanya “Siapa manusia yang paling engkau cintai?” beliau bersabda :”Aisyah” aku berkata : “kalau dari lelaki?” beliau menjawab : “ayahnya (Abu Bakar)” aku berkata : “lalu siapa?” beliau menjawab: “Umar” lalu menyebutkan beberapa orang lelaki.” (HR.Bukhari dan Muslim)

“Sesungguhnya Allah telah menjadikanku sebagai kekasih-Nya, sebagaimana Dia menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya. Dan kalau saja aku mengambil dari umatku sebagai kekasih, akan aku jadikan Abu Bakar sebagai kekasih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abu Sa`id radhiyallahu`anhu, bahwa Rasulullah duduk di mimbar, lalu bersabda :”Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kemewahan dunia dengan apa yang di sisi-Nya. Maka hamba itu memilih apa yang di sisi-Nya” lalu Abu bakar menangis dan menangis, lalu berkata :”ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu” Abu Sa`id berkata : “yang dimaksud hamba tersebut adalah Rasulullah, dan Abu Bakar adalah orang yang paling tahu diantara kami” Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling banyak memberikan perlindungan kepadaku dengan harta dan persahabatannya adalah Abu Bakar. Andaikan aku boleh mengambil seorang kekasih (dalam riwayat lain ada tambahan : “selain rabb-ku”), niscaya aku akan mengambil Abu Bakar sebagai kekasihku. Tetapi ini adalah persaudaraan dalam Islam. Tidak ada di dalam masjid sebuah pintu kecuali telah ditutup, melainkan hanya pintu Abu Bakar saja (yang masih terbuka).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada kalian semua. Namun kalian malah berkata `kamu adalah pendusta’. Sedangkan Abu Bakar membenarkan (ajaranku). Dia telah membantuku dengan jiwa dan hartanya. Apakah kalian akan meninggalkan aku (dengan meninggalkan) shahabatku?” Rasulullah mengucapkan kalimat itu 2 kali. Sejak itu Abu bakar tidak pernah disakiti (oleh seorangpun dari kaum muslimin). (HR. Bukhari)

Masa Kekhalifahan

Dalam riwayat al-Bukhari diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu`anha, bahwa ketika Rasulullah wafat, Abu Bakar datang dengan menunggang kuda dari rumah beliau yang berada di daerah Sunh. Beliau turun dari hewan tunggangannya itu kemudian masuk ke masjid. Beliau tidak mengajak seorang pun untuk berbicara sampai akhirnya masuk ke dalam rumah Aisyah. Abu Bakar menyingkap wajah Rasulullah yang ditutupi dengan kain kemudian mengecup keningnya. Abu Bakar pun menangis kemudian berkata : “demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada dirimu. Adapun kematian yang telah ditetapkan pada dirimu, berarti engkau memang sudah meninggal.”Kemudian Abu Bakar keluar dan Umar sedang berbicara dihadapan orang-orang. Maka Abu Bakar berkata : “duduklah wahai Umar!” Namun Umar enggan untuk duduk. Maka orang-orang menghampiri Abu Bakar dan meninggalkan Umar. Abu Bakar berkata : “Amma bad`du, barang siapa diantara kalian ada yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Kalau kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati. Allah telah berfirman :

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)

Ibnu Abbas radhiyallahu`anhuma berkata : “demi Allah, seakan-akan orang-orang tidak mengetahui bahwa Allah telah menurunkan ayat ini sampai Abu Bakar membacakannya. Maka semua orang menerima ayat Al-Qur`an itu, tak seorangpun diantara mereka yang mendengarnya melainkan melantunkannya.”

Sa`id bin Musayyab rahimahullah berkata : bahwa Umar ketika itu berkata : “Demi Allah, sepertinya aku baru mendengar ayat itu ketika dibaca oleh Abu Bakar, sampai-sampai aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku tertunduk ke tanah ketika aku mendengar Abu Bakar membacanya. Kini aku sudah tahu bahwa nabi memang sudah meninggal.”

Dalam riwayat al-Bukhari lainnya, Umar berkata : “maka orang-orang menabahkan hati mereka sambil tetap mengucurkan air mata. Lalu orang-orang Anshor berkumpul di sekitar Sa`ad bin Ubadah yang berada di Saqifah Bani Sa`idah” mereka berkata : “Dari kalangan kami (Anshor) ada pemimpin, demikian pula dari kalangan kalian!” maka Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah bin al-Jarroh mendekati mereka. Umar mulai bicara, namun segera dihentikan Abu Bakar. Dalam hal ini Umar berkata : “Demi Allah, yang kuinginkan sebenarnya hanyalah mengungkapkan hal yang menurutku sangat bagus. Aku khawatir Abu Bakar tidak menyampaikannya” Kemudian Abu Bakar bicara, ternyata dia orang yang terfasih dalam ucapannya, beliau berkata : “Kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri.” Habbab bin al-Mundzir menanggapi : “Tidak, demi Allah kami tidak akan melakukannya, dari kami ada pemimpin dan dari kalian juga ada pemimpin.” Abu Bakar menjawab : “Tidak, kami adalah pemimpin, sedangkan kalian adalah para menteri. Mereka (kaum Muhajirin) adalah suku Arab yang paling adil, yang paling mulia dan paling baik nasabnya. Maka baiatlah Umar atau Abu Ubaidah bin al-Jarroh.”Maka Umar menyela : “Bahkan kami akan membai`atmu. Engkau adalah sayyid kami, orang yang terbaik diantara kami dan paling dicintai Rasulullah.” Umar lalu memegang tangan Abu Bakar dan membai`atnya yang kemudian diikuti oleh orang banyak. Lalu ada seorang yang berkata : “kalian telah membunuh (hak khalifah) Sa`ad (bin Ubadah).” Maka Umar berkata : “Allah yang telah membunuhnya.” (Riwayat Bukhari)

Menurut `ulama ahli sejarah, Abu Bakar menerima jasa memerah susu kambing untuk penduduk desa. Ketika beliau telah dibai`at menjadi khalifah, ada seorang wanita desa berkata : “sekarang Abu Bakar tidak akan lagi memerahkan susu kambing kami.” Perkataan itu didengar oleh Abu Bakar sehingga dia berkata : “tidak, bahkan aku akan tetap menerima jasa memerah susu kambing kalian. Sesungguhnya aku berharap dengan jabatan yang telah aku sandang sekarang ini sama sekali tidak merubah kebiasaanku di masa silam.” Terbukti, Abu Bakar tetap memerahkan susu kambing-kambing mereka.

Ketika Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, beliau memerintahkan Umar untuk mengurusi urusan haji kaum muslimin. Barulah pada tahun berikutnya Abu Bakar menunaikan haji. Sedangkan untuk ibadah umroh, beliau lakukan pada bulan Rajab tahun 12 H. beliau memasuki kota Makkah sekitar waktu dhuha dan langsung menuju rumahnya. Beliau ditemani oleh beberapa orang pemuda yang sedang berbincang-bincang dengannya. Lalu dikatakan kepada Abu Quhafah (Ayahnya Abu Bakar) : “ini putramu (telah datang)!”

Maka Abu Quhafah berdiri dari tempatnya. Abu Bakar bergegas menyuruh untanya untuk bersimpuh. Beliau turun dari untanya ketika unta itu belum sempat bersimpuh dengan sempurna sambil berkata : “wahai ayahku, janganlah anda berdiri!” Lalu Abu Bakar memeluk Abu Quhafah
dan mengecup keningnya. Tentu saja Abu Quhafah menangis sebagai luapan rasa bahagia dengan kedatangan putranya tersebut.

Setelah itu datanglah beberapa tokoh kota Makkah seperti Attab bin Usaid, Suhail bin Amru, Ikrimah bin Abi Jahal, dan al-Harits bin Hisyam. Mereka semua mengucapkan salam kepada Abu Bakar : “Assalamu`alaika wahai khalifah Rasulullah!” mereka semua menjabat tangan Abu Bakar. Lalu Abu Quhafah berkata : “wahai Atiq (julukan Abu Bakar), mereka itu adalah orang-orang (yang baik). Oleh karena itu, jalinlah persahabatan yang baik dengan mereka!” Abu Bakar berkata : “Wahai ayahku, tidak ada daya dan upaya kecuali hanya dengan pertolongan Allah. Aku telah diberi beban yang sangat berat, tentu saja aku tidak akan memiliki kekuatan untuk menanggungnya kecuali hanya dengan pertolongan Allah.” Lalu Abu Bakar berkata : “Apakah ada orang yang akan mengadukan sebuah perbuatan dzalim?” Ternyata tidak ada seorangpun yang datang kepada Abu Bakar untuk melapor sebuah kedzaliman. Semua orang malah menyanjung pemimpin mereka tersebut.

Wafatnya

Menurut para `ulama ahli sejarah Abu Bakar meninggal dunia pada malam selasa, tepatnya antara waktu maghrib dan isya pada tanggal 8 Jumadil awal 13 H. Usia beliau ketika meninggal dunia adalah 63 tahun. Beliau berwasiat agar jenazahnya dimandikan oleh Asma` binti Umais, istri beliau. Kemudian beliau dimakamkan di samping makam Rasulullah. Umar mensholati jenazahnya diantara makam Nabi dan mimbar (ar-Raudhah). Sedangkan yang turun langsung ke dalam liang lahat adalah putranya yang bernama Abdurrahman (bin Abi Bakar), Umar, Utsman, dan Thalhah bin Ubaidillah.

Sumber :

-Al-Bidayah wan Nihayah, Masa Khulafa’ur Rasyidin Tartib wa Tahdzib Kitab al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir. - Shifatush-Shofwah karya Ibnul Jauzi. Tahdzib Syarh Ath-Thahawiyah -Al-Kabaa`ir karya Adz-Dzahabi.



Read More......

Para Ulama Ahlul Hadist






Biografi para Ulama ahlul hadist Para sahabat, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in, beserta keluarga Rasulullah SAW.

Bismillahirrahmanirrahiim.

Biografi para ulama ahlul hadist di mulai dari zaman sahabat hingga sekarang yang mashur.
1. Khalifah ar-Rasyidin :
* Abu Bakar Ash-Shiddiq
* Umar Bin Al-Khaththab
* Ali bin Abi Thalib



Para Ulama Ahlul Hadist


2. Al-Abadillah :
* Ibnu Umar
* Ibnu Abbas
* Ibnu Az-Zubair
* Ibnu Amr
* Ibnu Mas'ud
* Aisyah binti Abu Bakkar
* Ummu Salamah
* Zainab binti Jahsy
* Anas bin Malik
* Zaid bin Tsabit
* Abu hurairah
* Jabir bin Abdillah
* Abu sa'id Al-Khudri
* Muadz bin Jabal
* Abu Dzar Al-Ghifari
* Sa'ad bin Abi Waqqash
* Abu Darda'

3. Para Tabi'in :
* Sa'id bin Al-Musayyab wafat 90H
* Urwah bin Zubair wafat 99H
* Sa'id bin Zubair 95H
* Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93H
* Muhammad bin Al-Hanafiyah wafat 80H
* Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas'ud wafat 94H
* Salim bin Abdullah bin Umar wafat 106H
* Al-Qasiim bin Muhammad bin Abi Bakr As-Shiddiq
* Al-Hassan Al-Bashri wafat 110H
* Muhammad bin Sirin wafat 110H
* Umar bin Abdul Aziz wafat 101H
* Nafi' bin Hurmuz wafat 117H
* Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125H
* Ikrimah wafat105H
* Asy-Sya'by wafat 104H
* Ibrahin An-Nakha'i wafat 96H
* Aqamah wafat 62H

4. Para Tabi'ut Tabi'in :
* Malik bin Anas wafat 179H
* Al-Auza'iy wafat 157H
* Sufyan bin Sa'idAts-Tsaury wafat 193H
* Sufyan bin Uyainah wafat 193H
* Al-Laist bin Sa'ad wafat175H
* Syu'bah bin Al-Hajjaaj wafat 160H
* Abu Hanifah An-Nu'man wafat 150H

5. Atba' Tabi'it Tabi'in : Setelah para Tabi'ut Tabi'in :
* Abdullah bin Al-Mubarrak wafat 181H
* Waki' bin Al-Jarrah wafat 197H
* Abdurrahman bin Mahdiy wafat 198H
* Yahya bin Sa'id Al-Qaththan wafat 198H
* Imam Syafi'i wafat 204H

6. Murid Atba' Tabiut Tabi'in :
* Ahmad bin Hambal wafat 241H
* Yahya bin Ma'in wafat 233H
* Ali bin Al-Madiniy wafat 234H
* Abu Bakar bin Abi Syaibah wafat 235H
* Ibnu Rahawaih wafat 238H
* Ibnu Qutaibah wafat 236H

7. Kemudian murid-muridnya seperti :
* Al-Bukhari wafat 256H
* Al-Muslim wafat 271H
* Ibnu Majah wafat 273H
* Abu Hatim wafat 277H
* Abu Zur'ah wafat 264H
* Abu Dawud wafat 275H
* At-Tirmidzi wafat 279H
* An-Nasa'i wafat 234H

8. Generasi berikutnya : orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah : * Ibnu Jarit Ath-Thabary wafat 310H
* Ibnu Khuzaimah wafat 311H
* Muhammad bin Sa'ad wafat 230H
* Ad-Darruquthni wafat 385H
* Ath-tahawi wafat 321H
* Al-Ajurri wafat 360H
* Ibnu Hibban wafat 342H
* Ath-Tabaraniy wafat 360H
* Al-Hakim An-Naisaburi wafat 405H
* Al-Lalika'i wafat 416H
* Al-Baihaqqi wafat 458H
* Al-Khathib Al-Baghdadi wafat 463H
* Ibnu Qudamah Al-Maqdisi wafat 620H

9. Murid-mMrid mereka :
* Ibnu Daqiq Al-Led wafat 702H
* Ibnu Taimiyah wafat 728H
* Al-Mizzi wafat 742H
* Imam Adz-Dzahabi wafat 748H
* Imam Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah wafat 751H
* Ibnu Katsir wafat 774H
* Asy-Syathibi wafat 790H
* Ibnu Rajab wafat 795H

10. Ulama Generasi akhir :
* Ash-shan'ani wafat 1182H
* Muhammad bin Abdul Wahhaab wafat 1206H
* Muhammad Siddiq Hassan Khan wafat 1307H
* Al-Mubarakfuri wafat 1427H
* Abdurrahman As-sa'di wafat 1367H
* Ahmad syakir wafat 1377H
* Muhammad bin Ibrahim Alu-Asy-Syaikh wafat 1389H
* Muhammad Amiin as-syinqithi wafat 1393H
* Muhammad Nasiruddin Al-Bani wafat 1420H
* Abdul Aziz bin Abdillah Baz wafat 1420H
* Hammad Al-Anshari wafat 1418H
* Hamud At-Tuwajiri wafat 1413H
* Muhammad Al-Jami wafat 1416H
* Muhammad bin shalih Al-Utsaimin wafat 1423H
* Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i wafat 1423H
* Shalih bin Fauzan Al Fauzan hafidhahullah
* Abdul Muhsin Al-Abbad hafidhahullah
* Rabi' bin Hadi Al-Madkhali hafidhahullah.


Para Ulama Salaf Lainnya

Para Ulama Salaf Ahlul Hadits selain yang disebutkan diatas yang masyur dizamannya antara lain :

Imam Abu ‘Ubaid Al-Qasim bin Sallam (wafat 220H)
Ibnu Abi Syaibah (159-235 H)
Imam Asy Syaukani (172-250 H)
Imam al-Muzanniy (wafat 264H)
Imam Al Ajurri (190-292H)
Imam Al Barbahari (wafat 329 H)
Abdul Qadir Al Jailani (471-561 H)
Al-Hafidh Al Mundziri 581-656H
Imam Nawawi (631-676H)
Imam Ibnul-Qoyyim al-Jauziyyah (wafat 751 H)
Ibnu Hajar Al ‘Asqolani (773-852 H)
Imam As Suyuti (849-911 H)
Para Ulama sekarang yang berjalan diatas As-Sunnah yaitu:

Syaikh Ahmad An-Najmi (1346-1410.H)
Syaikh Abdullah Muhammad IbnHumayd (1329-1402H)
Syaikh Muhammad Aman Al-Jami (1349-1416 H)
Syaikh Muhammad Dhiya`I (1940-1994.M)
Sayyid Sabiq (1915-2000.M)
Syaikh Abdullah Al Ghudayyan (1345H..H)
Syaikh Ubaid Al-Jabiri (1357H..H)
Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin (1349H..H)
Syaikh Salim Bin ‘Ied Al Hilali 1377H/1957M
Syaikh Ali bin Hasan Al Halaby (1380H..H)
Syaikh Abu Ubaidah Masyhur Hasan Salman (1380.H..H)
Para Ulama Sekarang lainnya yang berjalan diatas As-Sunnah


Keluarga Rasulullah SAW :



Istri- istri Nabi زوجات النبي

Khadijah binti Khuwailid (wafat 3 SH)
Zainab binti Khuzaimah (wafat 1 SH)
Aisyah binti Abu Bakar (wafat 57 H)
Hafsah binti Umar (wafat 45 H)
Juwairiah binti Harits bin Abu Dhirar (wafat 56 H)
Maimunah binti Harits (wafat 50 H)
Mariah Qibtiah (wafat 16 H)
Saudah binti Zam`ah (wafat 23 H)
Sofiah binti Huyai bin Akhtab (wafat 50 H)
Ummu Habibah binti Abu Sofyan (wafat 44 H)
Ummu Salamah (wafat 57 H)
Zainab binti Jahsy (wafat 20 H)
Putra-Putri Nabi

Al- Qasim bin Muhammad
Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.)
Ruqayyah binti Muhammad (wafat 2 H)
Ummu Kultsum (wafat 9 H)
Fatimah Az-Zahra (wafat 11 H)
Abdullah bin Muhammad (meninggal ketika kecil)
Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H ketika kecil)
Cucu Nabi

Abdullah bin Usman bin Affan (Putra Ruqayyah)
Ali bin Abul Ash (Putra Zainab.meninggal ketika kecil.)
Hasan bin Ali bin Abu Talib (3-50 H.)
Husain bin Ali bin Abu Talib (4-61 H)
Zainal Abidin (wafat 93H)
Ummi Kultsum binti Ali bin Abu Thalib (wafat.75H)
Paman Nabi

Abbas bin Abdul Mutalib (wafat 32 H)
Abu Thalib bin Abdul Muthalib (wafat 3 SH)
Hamzah bin Abdul Mutalib (wafat 3 H)


Para Sahabat Rasulullah SAW :




Read More......