Saturday, November 15, 2008

Perjalanan Menuju Kematian ('Audah Ila Rabb)







Perjalanan hidup seorang manusia, tak akan dan tak pernah ada yang tahu bagaimana dan akan berakhir seperti apa. Tergantung perbuatan dan amaliyah manusia itu sendiri selama di dunia.

Bila kita berkaca pada Al qur'an yang tidak ada keraguan padanya, maka kita akan mengetahui, bagaimana Allah mencipta kita, lalu menghidupkan kita, memberi rizki kepada kita dan mematikan kita.

Allah SWT Berfirman:
" Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami berbuat demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, Maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya bekata kepadanya: “Jadilah”, Maka jadilah ia.” Al Mu’min : 67-68.



Sungguh Allah Maha menghidupkan dan Maha Mematikan, Dialah yang berhak atas hiodup dan mati kita sebagai hamba-Nya.Al- Muhyi wal Mumiit.

Dan tak bisa kita menghindar dari yang namanya kematian, sekuat apapun kita, menahannya, menghindarinya, namun jika kematian itu telah datang kepada kita, maka kita tidak akan bisa menghindar.

Allah SWT berfirman:




” Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah,Dialah yang haq. Dan sesungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur. Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab (wahyu) yang bercahaya.”

Subhanallah, dengan gamblang Allah menjelaskan bagaimana tentang perjalanan ummat manusia mulai dari penciptaan hingga kematiannya. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.


Dan Ketahuilah, ujung dari kehidupan manusia adalah kematian, yang mana suka- atau tidak suka, berkenan - atau tidak berkenan, kematian itu mengintai kita dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan bagaimanapun.

Dan sungguh proses kematian itu adalah sangat dahsyatnya. sangatlah berat bagi kita sebagai ummat yang fitrah kita punya salah dan khilaf.Astaghfirullahaladziim.



Dalam hadits sahih Rasulullah saw menegaskan :

قال: صلى الله عليه وسلم في الحديث الصحيح: (إن للموت سكرات)

”Sungguh kematian itu disertai sekarat”. HR. Al Bukhari (Tafsir Al Qurtubhi, Juz 6, Hal 133)

Sakaratul maut adalah kondisi yang sangat berat dan dahsyat bagi setiap manusia. Tak terkecuali Rasulullah saw pun menghadapi hal yang sama. Namur beliau mendapatkan penjagaan dan pemeliharaan langsung dari Allah swt.

عن عائشة أيضاً قالت : « لقد رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بالموت وعنده قدح فيه ماء وهو يدخل يده القدح ثم يمسح وجهه بالماء ثم يقول : اللهم أعني على سكرات الموت »

Dari Aisyah ra berkata, ”Saya melihat Rasulullah saw ketika maut menjelang, sedangkan di dekatnya ada tungku berisikan air, kemudian ia memasukkan tangannya ke dalam tungku itu, lalu mengusap wajahnya dengan air sambil berdo’a: ”Ya Allah, tolong saya saat menghadapi sakaratul maut.” HR. Al Hakim
Saking beratnya sakaratul maut itu, Rasulullah saw mengeluarkan keringat dingin di keningnya yang mulia. Bahkan Fatimah, putri Rasulullah swt yang berada di dekat ayahnya merasakan merinding ketika sakaratul maut itu datang menjemputnya.


Ya Allah yang Maha Pengasih, saya tahu tentang akan datangnya kematian itu, namun saya masih tetap berkubang salah dan dosa. pun saya tahu tentang dahsyatnya proses syakaratul maut itu, namun saya masih tetap berleha-leha menikmati kesenangan dunia, juga saya tahu bagaimana kematian itu mengintai kita setiap saat, tapi hamba masih belum bersyukur dan masih banyak melupakan karunia-Mu.

Tak dapak dibayangkan bagaimana nanti jika proses sakaratul maut itudatang kepada kita? Ya Allah, lindungilah hamba dari fitnah syetan dalam shalatku, dalam kehidupan sehari-hariku, dan dalam syakaratul maut nanti? La Haula Walaa Quwwata Illa Billahil'Aliyil "Adziim.Sesungguhnya tak ada daya dan kekuatanku selain hanya karena ALlah SWT.


Gambaran beratnya proses sakaratul maut juga diibaratkan dengan hunusan pedang dan tajamnya gergaji. Rasulullah saw bersabda :

وروي: (إن الموت أشد من ضرب بالسيوف ونشر بالمناشير).

”Sesungguhnya kematian itu lebih dahsyat dari sabetan pedang dan lebih pedih dari potongan gergaji” (Tafisr Al Qurthubi, Jilid 17, hal 13)

Nabiyullah Isa alaihissalam juga mengajarkan do’a kemudahaan saat sakaratul maut kepada hawariyyun –para pendukungnya-.

وقال عيسى بن مريم: (يا معشر الحواريين أدعوا الله أن يهون عليكم هذه السكرة) يعني سكرات الموت.

Nabi Isa berkata : ”Wahai para pendukungku, berdoa’alah kepada Allah agar meringankan sakaratul maut kalian.”


" Ya Allah hamba berlindung dari godaan syetan saat sakaratul maut, juga hamba memohon matikanlah hamba dalam iman dan islam, dan dalam ketauhidan kepada-Mu, selamatkanlah hamba dari fitnah kubur, serta selamatkanlah hamba dari jilatan api neraka!"

Amiin Ya Rabbal 'alamiin.





No comments: