Thursday, October 16, 2008

Forever In Love




Bicara tentang cinta/mahabbah, memang tak ada habisnya untuk di bincangkan. Pemaknaannya bisa kepada siapa saja, sahabat, kerabat, kaka- adik, ibu-bapak, dari anak ke orang tuanya, atau anak didik ke gurunya, dan lain sebagainya.

Dari berbagai media cetak atau elektronik yang aku baca tentang cinta/mahabbah, umumnya memang mengatakan bahwa hal tersebut adalah satu keniscayaan dan fitrah kita sebagai mahluq yang bersosialisasi.

Jadi merupakan hal yang wajar saja jika hal itu terjadi pada diri seseorang, dan bukan sesuatu yang aneh apalagi dianggap kelainan jiwa, tentu bukan.

Aku ingin bertukar pikiran kepada kalian tentang hakikat cinta itu sendiri. Berangkat dari pengalamanku yang sangat jauh dari kesan islami nya dulu, aku sudah sering merasakan perasaan cinta itu dari berbagai pihak yang bersosialisasi denganku.

Mulai dari teman sekolah, teman sepermainan, tetangga, kakak kelas, sodara, guru, dosen, dan bahkan pernah ada adik kelas yang umurnya jauh dibawahku.Dulu demi masa kejahiliahan laku ku, aku tak pernah berpikir tentang kaidah seorang muslimah, apalagi saat itu pergaulanku meski tak sampai (menengak hal-hal yang dilarang aapalagi seks bebas, Audzubillah), namun perasaanku, waktu itu, saya sudah sangat ancur-ancuran.

Kini setelah saya mulai agak berpikir dewasa(belum dewasa bener nih, hehe..), aku mulai mau berpikir tentang hakikat cinta/mahabbah itu sendiri. Logikanya, ALlah menciptakan Manusia sebagai mahluk-Nya, lalu untuk apa Ia menciptakan kita? jawabannya tentu untuk agar manusia menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-nya.

Dari sini aku pun mulai berpikir mengerucut, lalu mengapa Allah menciptakan cinta/mahabbah?, dan untuk siapakah Allah menciptakannya?. hatiku mulai bergejolak memilah-milah, dan menyaring segala isi yang ada dalam otaku yang sesungguhnya sangat tidak ada isinya alias tak mempunyai ilmu.

Lengkaplah sudah rasa keingin tahuanku dengan keterbatasa ilmu yang memang tak aku punya ini. Namun aku yakin Allah tak akan membiarkan ummat-Nya dalam kebingungan, dan aku yakin Allah akan memberiku jawabannya.

Lalu akhirnya dari banyaknya renungan dan bacaan yang aku baca, baik dari media cetak ataupun elektronik, maka aku berkesimpulan, bahwa :

Setiap manusia itu punya rasa cinta, dan cinta itu bersandar di dalam hati manusia.Jadi hati adalah tempat bersemayamnya cinta dan ketundukan hakiki.

Tak salah jika hal-hal yang bersifat substansial yang berkaitan dengan sikaf dan perilaku, yang menjadi tolok ukurnya adalah hati..

Misalnya masalah keimanan, keikhlasan, kenistaan, ketaqwaan, kemunafikan, ketaqwaan, atau kedurhakaan, dan yang lainnya. Itu biasanya di dasarkan pada keadaan hati.

Pikiranku (sebatas kemampuanku dalam mendalami ilmu agama yang masih dangkal dan sangat minim), bahwa perilaku manusia itu begantung pada hatinya. Begitupun jika kita dalam keadaan mencintai, yang akan membuat diri kita condong pada obyek yang kita cintai tersebut, apapun bentuknya, siapapun orangnya.

Sampailah aku pada satu kesimpulan dimana jika aku mencintai seseorang (maka sudah dipastikan hati kita akan condong ke orang tersebut, lalu kembali aku kaitkan lagi dengan pertanyaanku, mengapa Allah menciptakan rasa mahabbah atau cinta ini? jawabanku (ini menurut pendapatku sendiri lho ) berarti bahwa Allah menginginkan kita itu untuk mencintain-Nya, dan itu adalah hak-Nya, tapi bukan berarti kita tidak boleh mencintai mahluq lain, namun dalam arti bahwa kita seharusnya mencintai mahluq ciptaan-Nya tak melebihi cinta kita pada-Nya yang menciptakan rasa cinta(mahabbah) itu sendiri.

Sayangnya aku juga belum bisa mencintai-Nya seperti yang seharusnya, karena aku masih mencintai hal-hal yang bersifat keduniawian.semoga Allah mengamppuniku.
Sekali lagi, cinta/mahabbah kita kepada-Nya tak boleh tertandingi atau terlampaui oleh kecintaan kita pada hal selain-Nya.

Itulah sekelumit kata cinta/mahabbah yang ingin saya ceritakan atau diskusikan pada kalian, sebatas kemam[uan saya yang dha'if ilmu. Semoga dengan ini kita bisa lebih mawas diri tentang hal cinta-mencintai.Karena cinta kepada-Nya sudah seharusnya diatas segala cinta kita kepada selain-Nya.

Akhir kata aku hanya bisa berdo'a, semoga Allah menjaga hati saya dari condongnya hatiku dari kecintaan pada selain-Nya. Amiin.

No comments: